LEARNING DAN INTELEGENSI

 LEARNING DAN INTELEGENSI



Pengertian Learning

Secara umum pengertian pembelajaran atau learning adalah proses seseorang untuk belajar melakukan sesuatu dan bagaimana cara untuk melakukan sesuatu tersebut, dimana hal itu berhubungan dengan keterampilan seseorang untuk mempraktekkan. Menurut Santrock (2010) pembelajaran atau learning diartikan dengan perubahan permanen atas pengetahuan, perilaku, dan keterampilan seseorang berpikir yang diperoleh dari pengalaman. Hal itu membuat perubahan tingkah laku terhadap seseorang yang dihasilkan dari interaksi dengan lingkungan yang bersangkutan dengan kognitif, afektif, psikomotor. Perubahan tersebut terjadi akibat dari pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang sebagai hasil yang tercapai dari proses belajar yang dijalani.


Clasical Conditioning

        Clasical Conditioning atau disebut juga dengan pengkondisian klasik didefinisikan sebagai suatu teori dalam pembelajaran dengan mengasosiasikan atau mengaitkan stimulus untuk menimbulkan respon secara ilmiah dengan stimulus lain.Teori Classical Conditioning ditemukan oleh seorang ahli fisiologi dari Rusia yang bernama Ivan Petrovich Pavlov, ia lahir di Rjasan (Rusia) pada tanggal 18 September 1849 dan beliau wafat pada tanggal 7 Februari 1936 di Leningred. Ia merupakan anak dari seorang pendeta, maka dari itu orang tua Pavlov juga menginginkan anaknya menjadi pendeta untuk mengikuti jejak orang tuanya. Namun Pavlov merasa dirinya tidak cocok menjadi pendeta.  Ia lebih memilih untuk masuk kedokteran dan mengambil spesialis fisiologi.

Pavlov melakukan eksperimen kepada anjing di laboratorium mengenai sistem pencernaan pada anjing melalui air liur anjing yang keluar. Ketika Pavlov memberi anjing tersebut makanan dan memasukkannya ke dalam mulut anjing maka air liur anjing tersebut keluar lebih banyak. Ia  juga mengamati air liur anjing yang keluar pada saat  melihat hidangan makanan di piring. Dalam kondisi ini makanan dianggap sebagai stimulus dan air liur merupakan respon dari stimulus tersebut.

Selanjutnya Pavlov juga melakukan pengamatan dengan mengasosiasikan melalui rangsangan lain seperti cahaya dan suara. Ketika lampu dihidupkan, anjing tersebut tidak mengeluarkan air liur dan hanya bergerak sedikit. Tetapi saat setelah diberikan hidangan makanan anjing tersebut langsung memakan makanan tersebut dan mengeluarkan air liur yang banyak. Percobaan ini terus dilakukan. Kemudian Pavlov mencoba menghidupkan lampu tetapi tidak membawa hidangan makanan, namun anjing tersebut tetap mengeluarkan air liur. Berarti anjing tersebut telah mengasosiasikan hidupnya lampu dengan hidangan makanan. Anjing tidak hanya mengeluarkan air liur karena rasa makanan saja melainkan anjing tersebut juga mengeluarkan air liur saat melihat hidangan makanan, suara langkah kaki seseorang dan saat bel berbunyi.


Operant Conditioning

* Thorndike

Thorndike (1874-1949) adalah seorang peneliti pertama yang mencoba mempelajari tentang respon sukarela, walaupun bidang tersebut belum bisa disebut sebagai Operant Conditioning. Thorndike melakukan penelitian dengan menempatkan seekor kucing lapar di dalam “kotak teka-teki” yang hanya ada satu jalan keluar dengan menekan tuas yang terletak di lantai kotak. Agar kucing yang lapar itu termotivasi untuk berusaha keluar , Thorndike memancing kucing dengan cara meletakkan makanan di luar kotak. Saat itu lah Thorndike mengamati kucing yang berusaha keluar dengan mendorong dinding kotak.

Pada akhirnya, kucing itu secara tidak sengaja mendorong tuas dan pintu terbuka. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan  bahwa tuas tadi merupakan stimulus, dorongan tuas merupakan sebuah respons, dan konsekuensinya adalah hasil yang baik.

 

Berdasarkan penelitian kotak teka teki yang dilakukan oleh Thorndike ini, berkembanglah hukum efek : 

a. Ketika sebuah tindakan yang dilakukan,diiringi dengan konsekuensi/akibat yang baik,maka tindakan itu kemungkinan akan terulang kembali di masa depan

b.   Ketika sebuah tindakan yang dilakukan diiringi dengan konsekuensi/akibat yang tidak baik,maka tindakan itu kemungkinan tidak akan terulang kembali di masa depan.


*Skinner

Teori Operant Conditioning adalah teori belajar Behavioristik menurut Burrhus Frederic Skinner (1904-1990), suatu pendekatan dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana sikap atau perilaku individu dipengaruhi oleh akibat-akibat dari tindakan yang mereka lakukan. Skinner menjelaskan bahwa sikap atau perilaku manusia dapat diubah dan diperkuat melalui pemberian dampak positif dan dampak negatif setelah perilaku terjadi.

Skinner memperkenalkan konsep Reinforcement atau bisa disebut juga penguatan dan punishment,yaitu hubungan sebagai faktor-faktor yang membentuk dan merubah perilaku.


*Reinforcement

Reinforcement biasanya disebut juga penguatan ialah suatu stimulus/kejasian yang diberikan setelah suatu perilaku terjadi yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku itu akan terulang kembali di masa depan. Primary dan secondary Reinforcement adalah sebuah peristiwa yang digunakan untuk membedakan perilaku pasti tidak swmua sama.

1. Positive Reinforcement 

Terjadi saat stimulus positif diberikan setelag perilaku tertentu sehingga meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan diulang.

Contoh : memberikan hadiah atas pencapaian seorang anak

2. Negative Reinforcement

Terjadi saata stimulus negatif dihilangkan setelah perilaku tertentu sehingga meningkatkan perluang perilaku akan terulang.

Contoh : mengurangi uang jajan karena anak pulang terlalu larut


* Punishment

Punishment/hukuman adalah akibat yang muncul setelah perilaku tertentu,dengan tujuan untukmengurangi perilaku itu terulang lagi.

1. Positive Punishment 

Penberian stimulus negatif setelah perilaku. Contohnya yaitu kritikan dan hukuman fisik.

2. Negative Punishment

Stimulus positif dihindari atau diambil setelah perilaku tertentu. Contohnya seperti menghambat/menghentikan akses ke suatu keinginan.


Teori Cognitive Learning


"Kognitif" berasal dari bahasa Inggris “Cognition” yang memiliki persamaan kata dengan “knowing” yang bermakna tahu atau mengetahui. Cognition/kognisi memiliki arti yang general, yaitu pengolahan penataan dan penggunaan pengetahuan. Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajarnya. Teori ini sangat menarik perhatian seperti peristiwa internal. Belajar tidak hanya sekedar tentang hubungan antara stimulus dan respon, tetapi belajar juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Tokoh yang mengemukakan teori pembelajaran kognitif

1. Jean Piaget

Jean Piaget berpendapat pembelajaran akan lebih intensif ketika cara pembelajaran disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik seharusnya mendapat kesempatan untuk bereksperimen dengan objek fisik yang didukung oleh interaksi dengan teman sebaya dan pertanyaan yang mendalam oleh para guru. Guru perlu memberikan motivasi lebih terhadap siswanya untuk bersedia berinteraksi dengan aktif di lingkungan dan mencari banyak hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

2. Jarome Bruner

Bruner menganggap bahwa kebiasaan sehari-hari sangat berpengarub pada perkembangan kognitif,khususnya bahasa sehsri-hari yang digunakan. Bruner berpendapay bahwa perkembangan kognitif seseorang dapat berkembang dengan mengorganisir materi pembelajaran dan memaparkannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut Bruner terdapat 3 tahap perkembangan kognitif yaitu:

a. Enaktif : mengenali dan memahami dengan observasi dan pengalaman

b. Ikonik : mengamati melalui bentuk visualisasi verbal dan gambar

c. Simbolik : mengamati tahap-tahap sebelumnya dengan menggunakan simbol,bahasa dan logika

3. Ausubel

Ausubel beropini bahwa siswa akan mempelajari suatu hal dengan bauk apabila isi pelajarannya diidentifikasi lalu kemudian disajikan secara baik kepada siswa. Denagn demikian,pemahaman guru harus sangat baik agar dapat menerima informasi yang abstrak,umum dan luas yang mewakili apa yang akan siinstruksikan.

4. Robert M Gagne

Gagne berpendapat bahwa pembelajaran dianggap sebagai proses penggarapan informasi secara mendalam pada otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penggarapan informasi,yang kemudian dijamah sedemikian rupa sehingga mendalatkan hasil pembelajaran.


Observational Learning

Pembelajaran Observasional adalah mempelajari tingkah laku yang baru dengan cara mengamati tindakan seorang objek (seseorang yang melakukan tindakan tersebut), baik itu tindakan yang disengaja ataupun tidak.

Menurut Bandura (dalam Feldman, 2011), pembelajaran observasional adalah perilaku belajar melalui mengamati orang lain (objek/model), karena ketergantungan dalam mengamati orang lain merupakan fenomena sosial yang cara pandangnya disebut dengan pendekatan belajar sosial kognitif.

Unsur Pembelajaran Observasional 

1. Attention (perhatian)

Untuk mempelajari sesuatu melalui observasi, peserta harus lebih dulu memperhatikan objeknya. Misalnya, seseorang yang menghadiri pesta makan malam yang mewah dan memperhstikan orang orang yang terlihat tahu dengan peralatan yang harus ia gunakan untuk makan.

2. Memory (ingatan)

Siswa juga harus mengingat apa yang telah mereka lakukan,seperti mengingat langkah-langkah suatu prosedur.

3.Imitation (imitasi)

Mampu mensimulasikan tau meniru tindakan yang divontohkan oleh objek.

4. Desire (keinginan)

Mempunyai keinginan atau motivasi untuk melakukan suatu tindakan. Contohnya seorang peserta telah menyerah dalam lari marathon,tetapi karena ia diberi motivasi apabila tidak melanjutkan lari marathonya maka ia tidak akan mendapatkan keinginannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES DAN FUNGSI MENTAL : Sensasi dan Persepsi

MOTIVASI DAN EMOSI